
Kelemahan
Akal Dan Agama Pada Wanita, Antara Makna Dan Hikmahnya
Pada sisi
tertentu, kaum wanita memang memiliki kelemahan-kelemahan sesuai dengan fitrah
yang telah ditetapkan Sang Pembuat Syari'at Yang Maha Bijaksana. Dalam hal fisik,
pengendalian emosi, daya pikir, serta kemampuan untuk memimpin, Allah telah melebihkan
kaum lelaki atas kaum wanita. Oleh karena itu, tidak pernah tercatat dalam sejarah,
Allah mengangkat seorang wanita menjadi nabi atau rasul. Allah juga telah
menjelaskan, bahwa salah satu karakter seorang wanita. yaitu lemah dalam
berargumentasi disamping kecenderungan gemar berhias dan bersolek. Allah
berirman. Dan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan dalam keadaan
berperhiasan sedang dia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam
pertengkaran? (QS Az Zukhruf: 18)
Sehingga secara
umum, kaum lelaki memang lebih berakal dan lebih bisa berfikir panjang dibanding
kaum wanita. Lebih jauh lagi, sabda Rasullulah berikut akan menjelaskan kepada
kita, makna kelemahan akal dan agama pada wanita. Wanita cerdik diantara mereka
bertanya, "Wahai Rasulullah, mengapakah kebanyakan dari kami menjadi mayoritas
penghuni neraka?" Beliau menjawab, "(Karena) kalian sering melaknat
dan mengingkari (kebaikan) suami, dan tidaklah aku pernah melihat (seorang)
diantara kalian para wanita yang lernah akal serta agamanya, lebih berakal dari
(seorang laki- laki) yang berakal". Wanita itu bertanya lagi, "Apa
maksud dari kurangnya akal dan agama?" Beliau pun menjawab, "Adapun
kelemahan akal. Karena persaksian dua orang wanita sebanding dengan persaksian
seorang laki-laki. Inilah (tanda) kurangnya akal, serta kalian berdiam selama
beberapa hari tidak melaksanakan shalat, serta berbuka di (siang hari)
Ramadhan. Inilah (indikasi) kurangnya agama."
Dalam hadits di
atas, Rasulullah telah menjelaskan makna sifat kurang pada akal dan din (agama)
wanita. Beliau menjelaskan, bahwa kelemahan atau kurangnya akal wanita terletak
pada sisi kedhabitan (akurasi) persaksian mereka. Bahwa persaksian seorang
wanita tidak bisa diterima, kecuali setelah dikuatkan dengan persaksian satu
orang wanita lagi. Hal ini karena lemahnya daya ingat mereka, ataupun terkadang
mereka suka menambahkan keterangan dalam memberikan persaksian. Beliau
menjelaskan, bahwa hal tersebut menjadi tanda bagi kurangnya akal seorang
wanita. Sedangkan makna kurangnya diri mereka, karena pada saat haidh dan
nifas, mereka terhalang untuk melaksanakan shalat dan puasa. Berbeda dengan
kaum lelaki yang bisa shalat dan puasa sepanjang tahun. Inilah yang menjadi
indikasi dari kurangnya agama wanita. Tentu tidaklah sama kondisi orang yang
bisa melaksanakan shalat sepanjang tahun dan berpuasa Ramadhan sebulan penuh,
dengan orang yang tidak shalat selama sekian hari setiap bulannya. serta
terhalang shaum Ramadhan selama beberapa hari. Adapun hikmah dibalik kekurangan
wanita tersebut, Syaikh Abdullah bin Baaz - setelah menjelaskan makna kurangnya
akal dan agama wanita pada hadits Nabi di atas- beliau menuturkan, "...sifat
kurang yang ada pada wanita ini, bukanlah suatu dosa dan ia tidak disiksa
karenanya. Ini merupakan kekurangan yang terjadikarena ketetapan Allah. Dia
yang telah mensyari'atkan hal tersebut bagi wanita. Sebagai wujud kasih
sayangNya dan untuk memberikan kemudahan bagi wanita. Karena, jika seorang
wanita yang sedang haidh ataupun nifas (tetap diwajibkan untuk) berpuasa, had
itu te'ntu akan membahayakannya. Maka. diantara bentuk rahmat Allah atas
wanita, yaitu Dia telah mensyari'atkan bagi wanita untuk meninggalkan puasa
(pada waktu haidh). Adapun shalat, wanita dilarang untuk mengerjakannya, karena
pada saat haidh ia terhalang untuk bersuci. Maka dengan rahmatNya, Dia mensyari'atkan
baginya untuk meninggalkan shalat. Demikian juga ketika nifas. Dan Allah tidak
mewajibkannya untuk mengqadha shalat yang ditinggalkannya selama haidh atau
nifas. Karena,
jika wanita
harus mengqadha, tentu hal itu sangat memberatkannya. Sebab, aktivitas shalat
berulang sebanyak lima kali dalam sehari semalam. Dan masa haidh berlangsung
selama beberapa hari. Kadang mencapai tujuh atau delapan hari, sedangkan masa
nifas bisa mencapai empat puluh hari. Maka, sebagai wujud rahmat Allah, adalah
Dia telah menggugurkan kewajiban
shalat serta (menggugurkan kewajiban) mengqadha shalat atas wanita haidh
atau nifas. Meskipun demikian, tidak berarti kelemahan dan kekurangan akal
wanita mencakup segala sisi, juga agamanya lemah dari segenap sisi. Rasulullah
telah menjelaskan, bahwa kelemahan akal para wanita adalah dari sisi kelemahan
daya ingat. Sedangkan kelemahan agamanya terletak pada sisi terhalangnya ia
dari shalat dan shaum, karena haidh dan nifas. Dan juga tidak berarti. bahwa
kekurangan tersebut menjadikan wanita beradadi bawah kaum lelaki pada seluruh
segi, kemudian kaum lelaki lebih utama daripada wanita dalam segala sisi."
Motivasi Islam
Bagi Wanita Untuk Berlomba Dengan Kaum Lelaki Dalam
Kebaikan
Dalam
syari'atNya, Allah telah memberikan peluang sama besarnya kepada kaum wanita dengan
kaum lelaki untuk berlomba beramal shalih. Allah berirman, Maka Rabb mereka
memperkenankan do'a mereka (dengan ber_rman), "SesungguhnyaAku tidak
menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antara kalian, baik laki-laki atau
perempuan. (karena) sebagian kamu adalah keturunan sebagian yang lain."
(QS Ali Imran:195)
Pada umumya,
memang kaum lelaki lebih unggul dari kaum wanita. Namun bukan berarti kaum
wanita tidak mempunyai kesempatan untuk berlomba dengan mereka dalam urusan
amal shalih. Betapa banyak wanita muslimah yang menjadi contoh dalam ilmu, amal
shalih serta ketaqwaan.
Seluruh kaum
muslimin mengetahui keutamaan Ummahatul Mukminin, terutama `Asyiah putri Abu
Bakr Ash Shiddiq. Sepeninggal Nabi, banyak para sahabat yang meriwayatkan
hadits darinya, serta bertanya kepadanya mengenai permasalahan agama. Lalu para
wanita pada generasi sesudah mereka, seperti isteri dari Al Hafizh AI Haitsami, yang
tak lain adalah putri dari guru beliau sendiri, yakni Al Hafizh AI 'Iraqi; telah
membantu beliau dalam muraja'ah kitab-kitab hadits. Kemudian juga putri Imam
Malik, membantu ayahnya mengoreksi kesalahan murid beliau ketika membaca Runt,
Al Muwatha'. Juga putri seorang tabi5n besar Said bin
Musayyib,
mengajarkan kepada suaminya ilmu yang ia dapatkan dari ayahnya, sertamasih
banyak lagi para wanita yang terabadikan dalam lembar sejarah,dikarenakan keteladan mereka
dalam ilmu dan amal shalih. Jadi jelaslah, bahwa kaum wanita jugabisa memiliki
andil yang besar medan ilmu dan amal
shalih. Berkenaan dengan hal ini, Syaikh Abdullah Bin Baaz berkata, melanjutkan
keterangan beliau tentang hadits di atas,"Memang benar, secara umum kaum
laki-laki lebih balk dari kaum wanita karena berbagai faktor, sebagaimana yang
telah Allah firmankan,
Kaum lelaki
adalah pemimpin bagi kaum wanita oleh karena Allah telah melebihkan sebagian
mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki)
telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. (QS An-Nisa': 34) Akan tetapi,
tidak menutup kemungkinan individu wanita tertentu mengungguli sebagian
laki-laki. Betapa banyak wanita yang mampu melebihi laki-laki dalam akal, agama
serta daya ingatnya. Nabi menjelaskan pada hadits di atas, bahwa akal serta agama
wanita berada di bawah kaum lelaki dilihat dari dua sisi yang telah dijelaskan
tadi. Dan mungkin juga bagi wanita untuk memperbanyak anal shalih, sehingga ia
bisa melebihi kaum lelaki dalam masalah amal shalih, taqwa kepada Allah serta
kedudukan mulia di akhirat nanti.
Tidak sedikit
dari kaum hawa yang menaruh perhatian lebih kepada masalah-masalah tertentu,
kemudian ia mampu menghafal dan mengingat masalah-masalah tersebut dengankesungguhannya,
hingga melebihi keku-atan hafalan sebagian laki-laki. Lalu ia menjadi sumber
rujukan dalam catatan sejarah Islam. Realita ini sangatlah jelas bagi mereka
yang maumenelaah keadaan para wanita pada zaman Nabi dan generasi sesudah
beliau. Dengan
demikian, dapatlah kita simpulkan, bahwa kekurangan yang ada pada wanita
tersebut di atas, tidak menghalangi kita untuk mengambilriwayat darinya.
Demikian juga dalam masalah persaksian, jika ia telah dikuatkan dengan
persaksian seorang wanita lagi. Kekurangan-kekurangan tersebut, juga tidak
mencegah para wanita untuk meraih predikat taqwa di sisi Allah ataupun menjadi
hamba Allah terbaik, jika ia man beristiqamah dalam (berpegang dengan ajaran)
agama. Meskipun kewajiban menjalankan puasa gugur atasnya pada waktu haidhdan
nifas, serta ia tidak shalat pada dua kondisi tersebut, juga tidakdiperintah
untuk mengqadha shalaa, haI ini tidak menjadikan adanyakonsekwensi, bahwa
kelemahan wanita meliputi seluruh segi. baik dalamhal bertaqwa kepada Allah,
menjalankan perintahNya, serta daya ingatnyadalam sebagian masalah tertentu
yang ia perhatikan dengan intens. Dua kekurangan yang melekat pada kaum hawa
tersebut, merupakan kekurangan yang khusus dalam hal akal dan agamanya,
sebagaimana telah dijelaskan Nabi. Maka tidak selayaknya bagi kaum lelaki yang
beriman kepada Allah mengolok kaum wanita sebagai makhluk yang kurang akal dan agamanya
dalam seluruh segi. Bahkan wajib bagi kita untuk bersikap inshaf (adil) dalam
menghukumi masalah ini dan memahami sabda Nabi di atas dengan pemahaman yang
baik dan benar. Wallahu a'lam.
Tidak Ada
Wanita Yang Sempurna, Kecuali Maryam Dan Asiyah
Diantara para
wanita hamba Allah, ada yang Allah lebihkan derajat mereka dari sekian hambaNya.
Maryam putri Imran adalah salah satunya. Allah telah menyebutkan namanya
berulang dalam Al Qur'an. Kemudian Asiyah isteri Fir'aun yang Allah kisahkan
tentang do'anya ketika mendapat penyiksaan dan suaminya sendiri dalam rangka
mempertahankan keimanannya kepada Allah. Allah berirman, Dan Allah menjadikan
isteri Fir'aun sebagai perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia
berkata, "Wahai Pemeliharaku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisiMu
dalam surga dan selamatkanlah aku dari fir 'aun dan perbuatannya dan selamatkan
aku dari kaum yang zhalim."
Dan Maryam
putri Imran yang memelhara kehormatannya, maka kami tiupkan ke dalam rahimnya
sebagian dari ruh (ciptaan) Kami dan dia membenarkan kalimat-kalimat Rabbnya dan
adalah ia termasuk orangorang yang taat. (QS At-Tahrim: 11, 12)
Kemudian sabda
Rasulullah juga mempertegas keutamaan mereka berdua,disamping keutamaan Asiyah.
Dari Aba Musa Al Asy"arr: la berkata, Rasulullah telah bersabda, Banyak
diantara kaum lelaki yang sempurna. Namun tidak ada di antara wanita yang
sempurna, kecuali Maryam putri lmran dan Asiyah isteri
Fir'aun. Adapun
keutamaan Aisyah dari sekalian wanita, yaitu seperti keutamaan jenang tsarid(jenang
yang sangat lezat) 4 dari sekalian makanan.
Demikianlah
Allah telah menjelaskan keutamaan mereka, para hamba wanita pilihan Allah.
Semoga kita bisa mengikuti jejak mereka dalam meraih ridha Allah dan surgaNya.
Amin Allahumma
amin. (Amatullah).
Pustaka
[1] Syarh
Shahih Muslim
[2] Nashihati
Lin Nisa, Ummu Abdillah Al Wadi'iyyah
[3] Fatawa
Al-Mar'ah, susunan Muhammad Al Musnid, Darul Wathan
[4] AI-Kalimat
An-Na_'at Lil Akhawatil Mu'minat, Ash bin Muhammad Asy Syarif.
No comments:
Post a Comment